DAFTAR SEKARANG DAN DAPATKAN BONUS HANYA DI 988BETONLINE
Raja
Arab Saudi, Salman, bertemu dengan mantan Perdana Menteri Lebanon, Saad
al-Hariri saat dia kembali ke Riyadh dari perjalanan ke Madinah.
Hariri
juga bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Pangeran Muqrin
bin Abdul Aziz, Gubernur Riyadh Faisal bin Bandar bin Abdulaziz, dan
Menteri Dalam Negeri, Pangeran Abdulaziz bin Saud bin Naif.
Media
Alarabiya tidak menjelaskan secara detil apakah pertemuan ini juga
membahas soal pengunduran diri Hariri, yang terjadi secara tiba-tiba
pada pekan lalu.
Dalam berita terpisah, Reuters
melansir pengunduran diri Hariri merupakan hal yang mengejutkan bahkan
bagi Hariri sendiri. Saat Hariri tiba di Riyadh pada Jumat pekan lalu,
tidak ada pejabat Saudi yang menyambutnya. Padahal itu adalah kunjungan
kenegaraan seorang perdana menteri ke Raja Salman.
"Saat
pesawat Hariri mendarat di Riyadh, dia mendapat kesan ada yang aneh.
Tidak ada seorangpun pejabat Saudi yang menyambutnya," begitu dilansir
Reuters sambil mengutip sumber yang dekat dengan Hariri.
Telpon
genggamnya disita dan keesokan harinya, Hariri dipaksa mengumumkan
pengunduran diri sebagai perdana menteri dalam pernyataan di sebuah
televisi milik pemerintah Saudi.
Pengunduran diri ini
mengakibatkan Lebanon menjadi tidak pasti terkait persaingan antara
kelompok konservatif Suni dari Saudi, yang mendukung Hariri dan kelompok
Syiah dari Iran yang mendukung Hizbullah.
Sumber yang
dekat dengan Hariri, media Reuters melansir, Saudi memutuskan Hariri
harus berhenti sebagai perdana menteri karena dia enggan melawan
pengaruh Hizbullah.
Arab Saudi dikabarkan menyiapkan
Bahaa, yang merupakan saudara tua Hariri, sebagai penggantinya. Bahaa
adalah tokoh politik Sunni terkemuka di Lebanon. Saat ini, Bahaa
diyakini berada di Saudi. Sejumlah keluarga Hariri telah diminta datang
ke Saudi untuk menyatakan kesetiaan. Namun, menurut Reuters, mereka
menolak datang.