Pangeran Arab Saudi terkait Kasus Korupsi Ditawari Suaka Politik

         DAFTAR SEKARANG DAN DAPATKAN BONUS HANYA DI 988BETONLINE

Sana'a -- Para pemberontak Houthi di Yaman mengatakan mereka bersedia memberikan suaka politik bagi para pangeran Arab Saudi jika mereka mengajukannya.

Pernyataan ini dilontarkan beberapa hari setelah Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, melakukan penangkapan besar-besaran terhadap sebelas pangeran dan sejumlah mantan menteri terkait dugaan tindak pidana korupsi.
Baca: Arab Saudi Bekukan 1.200 Rekening Bank Tersangka Korupsi
Ini merupakan operasi penangkapan antikorupsi terbesar dalam sejarah modern Kerajaan Arab Saudi.

Menurut sumber yang dekat dengan pimpinan Houthi kepada media Al Jazeera,"Kami siap menawarkan perlindungan kepada setiap anggota keluarga Al Saud dan warga negara Saudi lainnya yang ingin melarikan diri dari penindasan dan pengejaran." Tawaran ini disampaikan pada Selasa, 7 Nopember 2017.
Sumber yang enggan disebutkan identitasnya ini mengatakan tawaran suaka politik ini 100 persen tulus. Kelompok Houthi mengaku tidak berencana untuk mendapatkan keuntungan politik apapun dari situasi yang terjadi di Arab Saudi.
Pada Ahad, 5 Nopember 2017, ada sebelas pangeran, empat menteri aktif, dan beberapa mantan menteri ditahan oleh Komisi Antikorupsi, yang baru dibentuk. Ini merupakan operasi penangkapan terbesar yang belum pernah terjadi negara kerajaan ini.
Orang-orang yang ditangkap seperti triliuner Pangeran Alwaleed bin Talal dan para menteri senior, yang baru saja diberhentikan seperti Pangeran Mitab bin Abdullah. Mitab sebelumnya mengepalai Garda Nasional. Lalu ada Menteri Ekonomi, Adel Faqih.
Sebelumnya, setelah terjadi penangkapan antikorupsi besar-besaran ini, Mohammed Ali al-Houthi, yang menjabat sebagai presiden dari Komite Revolusi bentukan kelompok Houthi di Yaman, mengeluarkan pernyataan. Menurut dia, siapa saja yang menjadi target penangkapan dari rezim akan diterima di Yaman. Ali merupakan sepupu dari pemimpin Houthi yaitu Abdel-Malik al-Houthi.
"Kepada kerabat kerajaan Al Saud, kepada siapa saja dari keluarga kerajaan yang sedang berkuasa, kepada setiap pegawai atau orang yang merasa menjadi target dari rezim itu, kami siap untuk menyambut Anda dengan tangan terbuka untuk tinggal bersama kami sebagai saudara kami yang sedang tertindas," kata Ali lewat akun Twitternya @Moh_Alhouthi.
Saat ini, kelompok Houthi dan Arab Saudi sedang berperang karena kelompok minoritas dengan basis warga Syiah di Yaman ini melakukan kudeta terhadap pemerintah Yaman dukungan Saudi pada 2015.
Di Arab Saudi, upaya bersih-bersih massal antikorupsi ini terjadi beberapa bulan setelah Raja Salman mengganti keponakannya, Mohammed bin Nayef dengan anaknya Mohammed sebagai putra mahkota.
Mohammed bin Salman, 32, bertanggung jawab dalam mempelopori keterlibatan perang Arab Saudi di Yaman, yang telah menelan korban jiwa sekitar sepuluh ribu orang dengan 40 ribu lainnya luka-luka.

http://988betonline.com/page/daftar?ref=meichan