Unjuk kekuatan militer, pesawat pengebom AS terbang dekat Korut

     DAFTAR SEKARANG DAN DAPATKAN BONUS HANYA DI 988BETONLINE

Pesawat pengebom AS terbang mendekati pesisir timur Korea Utara untuk menunjukkan kekuatan militer siap menghadapi segala ancaman, jelas Pentagon.
Pentagon mengatakan penerbangan mencapai jarak terjauh dari zona demiliterisasi antara dua negara Korea yang pernah ditempuh oleh pesawat tempur ataupun pesawat pengebom AS pada abad 21.
Ketegangan di Semanjung Korea semakin meningkat, menyusul intensitas program nuklir Korut.
Pentagon mengumumkan bahwa unjuk kekuatan pasukan militer itu untuk menunjukkan "keseriusan" AS terhadap perilaku Korea Utara yang disebutnya "sembrono". Pentagon juga menyebut dengan program senjata milik Korea Utara merupakan sebuah "ancaman serius".
"Misi ini merupakan demonstrasi terhadap tekad AS dan sebuah pesan yang jelas bahwa presiden memiliki banyak pilihan militer untuk mengalahkan segala ancaman," jelas pernyataan Pentagon.
"Kami siap untuk menggunakan seluruh kemampuan militer untuk membela tanah air AS dan sekutu kami."

Pesawat pengebom Angkatan Udara AS B-1B Lancer dari Guam, didampingi oleh pesawat tempur Air Force F-15C Eagle dari Okinawa, Jepang, terbang di wilayah udara internasional, jelas Pentagon.
Penerbangan itu terjadi ditengah retorika panas antara dua pemimpin negara- setelah Trump menyampaikan komentarnya, Kim menyebut presiden AS sebagai "orang gila" dan "manula yang pikun".

'Penghinaan Trump sebuah kesalahan'
Dalam sidang umum PBB, menteri luar negeri Korea Utara Ri Yong-ho mengatakan Presiden AS Donald Trump berada dalam sebuah "misi bunuh diri".
Komentar Menlu Ri Yong-ho itu disampaikan meniru ucapan Trump di PBB pada Selasa ( 19/09) yang menyebut pemimpin Korea Utara Kim Jong-un merupakan "manusia roket dalam misi bunuh diri".
Ri menambahkan bahwa "penghinaan" Trump merupakan "sebuah kesalahan yang tidak dapat dipulihkan dan sehingga tak dapat dihindari" roket-roket Korea Utara akan menjangkau daratan AS.
Menlu Ri juga menyebut Trump "orang gila dan mengalami megalomania (merasa diri paling hebat)". Dia mengatakan Trump akan "membayar mahal" pidatonya, yang menyebut akan "benar-benar menghancurkan" Korea Utara jika AS dipaksa untuk mempertahankan diri atau sekutunya.
Ri menyampaikan komentar setelah pengumuman Pentagon, meski begitu, Ri tidak menanggapi pernyataan tersebut.
Korea Utara menolak untuk menghentikan uji coba rudal dan nuklir, meskipun terkena sanksi PBB. Para pemimpinnya mengatakan bahwa senjata nuklirnya merupakan satu-satunya pelindung daari ancaman negara luar yang ingin menghancurkannya.

Setelah uji coba nuklir terakhir dan yang paling kuat pada awal bulan ini, Dewan Keamanan PBB menyepakati sanksi baru bagi negara tersebut.
Namun, di PBB Ri mengulangi pernyataan bahwa pembatasan itu tidak akan membuat negaranya menghentikan pengembangan program nuklir.

Sementara itu, sebuah getaran dengan kekuatan 3,4 magnitudo terdeteksi di dekat lokasi uji coba nuklir Korea Utara pada Sabtu (23/09) pagi, tetapi para ahli yakin getaran itu berasal dari gempa bumi alami.
Menurut badan meteorologi Korea Selatan, gempa terjadi pada kedalaman 0 kilometer di provinsi North Hamgyong, lokasi uji coba nuklir Punggye-ri. Korea Selatan mengatakan tidak mendeteksi adanya gelombang khusus yang biasa terjadi pada gempa buatan.
Badan Geologi AS juga menyebutkan gempa terjadi di lokasi uji coba nuklir, tetapi dengan kedalaman 5 kilometer.
Sementara badan gempa di Cina mengatakan bahwa gempa itu bukan berasal dari ledakan nuklir dan memiliki karakterisktik getaran alam, sebelumnya badan ini menduga gempa "diduga ledakan".